![]() |
Pimpinan TPNPB-OPM, Egianus Kogeya siapa melawan kapitalisme , imperialisme , militerisme |
SUARA WEDAUMA NEWS .Panglima Daerah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di kekuasaan Briggen Egianus Kogeya kembali mengeluarkan pernyataan Sikap terkait Insiden yang terjadi di Nduga, Papua
“Pada hari ini Jumat Tanggal 26 Juli 2019, Management Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM secara resmi mengeluarkan siaran pers atas Kontak Senjata Antara TPNPB Vs Pasukan Militer Indonesia di Ndugama Papua, yang telah terjadi pada hari Sabtu Tanggal 20 Juli 2019,” paparnya dalam Siaran Pers KOMNAS TPNPB-OPM Per 26 Juli 2019 Tentang Kontak Senjata di Ndugama, Papua pada Tanggal 20 Juli 2019 antara Militer Indonesia Vs Pasukan TPNPB-OPM.
Siaran pers ini manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM keluarkan berdasarkan laporan resmi yang diterima Pimpinan TPNPB-OPM, yang mana telah dilaporkan langsung oleh Panglima Daerah KODAP III Ndugama Bridgen Egianus Kogeya melalui kurir TPNPB-OPM dari Ndugama, Papua.
Dalam siaran pers ini juga management Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM keluarkan atau update laporan dari Tanggal 20 Juli 2019 sampai Tanggal 23 Juli 2019. “Oleh karena itu Kami harap bahwa semua pihak dapat mempelajarinya secara seksama,” kata Sebby.
“Untuk membuktikannya bahwa kami sampikan kepada semua pihak agar dapat mempelajari laporan perkala yang telah dilaporkan langsung dari Ndugama,” tegasnya.
Pada tanggal 20 Juli 2019 lalu telah terjadi kontak senjata di Jalan trans Wamena ke Nduga di Distrik Paro Kabupaten Nduga, Papua dan akibatnya dua Anggota TNI tewas. “Laporan selengkapnya besok ikuti terus Perang Ndugama di chanel kami TPNPBNews,” Kata Sabby menjelaskan.
Jadi, kata Jubir TPNPB-OPM, Sebby Sambon, laporan resmi ini diteruskan sesuai pernyataan Panglima KODAP III TPNPB-OPM Ndugama Bridgen Egianus Kogeya ketika dirinya mengubungi via telpon seluler.
Laporan Lanjutan TPNPB dari Ndugama, Papua
Kontak sejata tersebut terjadi di muara sungai Yuguru tepatnya di di jembatan Kali Nowem dan Pulpa Distrik Paro Kabupaten Nduga, Papua pada tanggal 20 Juli 2019. “Baku tembak terjadi pukul 16.00 Waktu Papua. Akibatnya dari kontak senjata ini dua anggota TNI tewas 1 orang luka-luka dan untuk sementara pasukan TPNPB belum ada yang korban,” jelas Sebby meneruskan kata Bridgen Egianus Kogeya melalui telp selulernya yang telah di Terima Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM melalui Kurir TPNPB-OPM langsung dari Ndugama.
Panglima KODAP III TPNPB-OPM Ndugama Bridgen Egianus Kogeya menyatakan bahwa pihaknya menolak pembangunan. “Tapi kenapa Pemerintah Kolonial Republik Indonesia memaksa membangun Jalan Trans Wamena ke Nduga dengan kekuatan Senjata. Tawaran bentuk apapun di wilayah ini, Kami akan tembak,” tuturnya.
Untuk itu, TPNPB-OPM dibawa Kekuasaan, Egianus Kogeya menyatakan piihaknya hanya menuntuk hak kemerdekaan (Lepas dari Negara Kesatuan Indonesia dan beridiri sendiri sebagai negara yang merdeka). “Oleh Karena itu sebaiknya Indonesia harus akui hak Kami bangsa Papua untuk Merdeka Penuh seperti bangsa-bangsa lain di muka bumi,” katanya.
“Bridge Egianus Kogeya juga mengatakan bahwa terjadi kontak senjata TPNPB vs Militer gabungan Kolonial Indonesia, yaitu TNI, POLRI & DENSUS 88, KOPASUS dengan ribuan pasukan Indonesia itu bukan di YUGURU, tetapi di daerah perbatasan antara kali yuguru dan kali Gul,” jelas Sabby.
Pihak TPNPB-OPM mengklain telah menembak empat Militer dan satu diantaranya putra asli Papua.
“Kontak senjata antara TPNPB dan Militer Indonesia itu Kami tembak mati 3 orang anggota Militer Indonesia ditambah dengan 1 putra daerah Papua sebagai anggota militer Indonesia menjadi 4 orang semua.”
Sabby Menjelaskan, hal ini dibenarkan oleh Panglima KODAP III TPNPB Ndugama Bridgen Egianus Kogeya, via telp selulernya
Egianus juga mengatakan bahwa dalam Media Nasional Indonesia beberapa bulan yang lalu, versi indonesia nyatakan bahwa berbagai militer dengan peralatan senjata lengkap Kirim ke Ndugama, Papua untuk bertempur dengan TPNPB-OPM, namun pada realitanya lapagan di kuasai oleh militer TPNPB, dan sampai detik ini pasukan TPNPB dibawah Pimpinan Bridgen Egianus Kogeya masih menjaga wilayah tersebut, namun militer indonesia belum bisa dapat masuk mengefakuasi korban dari pada keempat anggota militer indonesia yang Kami tembak.
Laporan lain adalah Operasi Militer Indonesia yang massif telah dan sedang dilakukan di wilayah Ndugama, Papua. “Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM juga telah terima laporan bahwa Operasi Militer oleh Pasukan Gabung Indonesia masih dilakukan di Ndugama, Papua,” paparnya dalam siaran pers.
Dalam laporannya, Bridgen Egianus Kogeya mengatakan bahwa Operasi Militer telah terjadi di kampung Gemlema Desa Arugia, Distrik Mbua Kabupaten Nduga Papua, dan Operasi Militer ini mereka lakukan dari pukul 7:25- 10:52 pagi WP.
Militer Indonesia Periksa Rumah-rumah warga
Dalam laporan yang diterima, pihak Militer Indonesia melakan Operasi Militer. Operasi Militer yang dimaksud adalah dengan melakukan pemerikasaan rumah warga setempat satu persatu. “Militer Indonesia periksa rumah-rumah warga satu persatu, dan pemilik rumah dipaksa keluar dan periksa se-isi rumah sampai alat kekayaan masyarakat berantakan dan tindakkan yang tidak manusiawi telah dilakukan oleh Militer Indonesia di kampung Gemlema, kampung Gimo, kampung Wamsibak,” katanya.
Menurut TPNPB-OPM, sasaran operisi adalah warga masyarakat, dan akibatnya pemilik rumah hanya menangis ketika melihat barang-barang milik mereka terhamburan. “Dalam akasinya, militer Indonesia merampas harta kekayaan masyarakat dengan paksa yaitu Kasur, selimut, lampu balon semuanya diambil oleh Pasukan Militer Indonesia,” katanya lagi.
Panglima KODAP III TPNPB-OPM Bridgen Egianus Kogeya juga melaporkan bahwa selama 8 Bulan Operasi militer di Ndugama sangat menyakiti hati masyarakat setempat. “Dan juga tindakan brutal militer Indonesia yang mana telah terjadi pembakaran rumah-rumah Masyarakat, barang-barang kekayaan milik masyarakat dirampas, kebun-kebun dihancurkan dengan cara sekop semua tanaman-tanaman di Kebun milik warga Masyarakat di Ndugama, Papua namun semua pihak diam saja.”
Saya bisa menjelaskan, kondisi ini dilaporkan langsung oleh Panglima TPNPB KODAP III Ndugama Bridgen Egianus Kogeya kepada management Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM, melalui Kurir TPNPB-OPM dari Ndugama.
Pernyataan Sikap TPNPB-OPM
Laporan selanjutnya, pada tanggal 23 Juli 2019, Panglima Kodap III Ndugama Bridgen Egianus Kogeya dan Komadan Operasi Perang Pemne Kogeya mengeluarkan pernyataan sikap:
Penembakan di kali Nowem muara kali Yuguru dan Pulpa menewaskan 4 Anggota TNI adalah Murni dari Kami TPNPB kodap III NDUGAMA maka siap bertanggung jawab.
Pertama, Kami sudah menolak Pembangunan Bentuk apapun dari sorong sampai Merauke di Tanah Papua, maka pembangunan model apapun di Wilayah Ndugama tetap kami tembak.
Kedua, Wilayah tritori Ndugama dari pintu masuk danau Habema sampai Pelabuhan Momugu keneyam Kabupaten Nduga yaitu Suku Ndugama Pihak TNI yang memaksa membangun dengan moncong senjata. Oleh karena itu, kami sampikan bahwa alangkah baiknya berhenti dan pulang gulung tikar saja, kami bosan bunuh kamu terus.
Ketiga, Kami tidak butuh Pembangunan, namun kami Butuh kemerdekaan bangsa Papua Barat;
Keempat, Jika tidak, maka kami perang terus sampai Dunia kiamat.
“Pada hari yang sama yaitu tanggal 23 Juli 2019 telah terjadi penyerangan Markas TPNPB oleh pasukan Militer Indonesia yang akibatnya 2 prajurit TPNPB luka-luka dan satu orang anggota TPNPB hilang. Anggota yang hilang sedang dalam pencarian.”
Kronologis versi TPNPB-OPM:
37 orang anggota prajurit TPNPB sedang tidur di markas kampung Ol, Distrik Derakma dan pada pukul 5:30 pagi waktu Papua, Pasukan Militer Indonesia (TNI) menjerang dan melakukan tembakan membabibuta terhadap rumah milik TPNPB-OPM, dan akibatnya dia anggota TPNPB terluka dan satu orang hilang. Dari 34 orang anggota TPNPB-OPM yang lolos akan dilaporkan kemudian, setelah evakuasi.
Demikian laporan resmi dari Ndugama oleh Panglima Kodap III Ndugama Bridgen Egianus Kogeya kepada Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM, yang telah dilaporkan Kurir TPNPB-OPM kepada Journalis dan para Pekerja HAM di seluruh dunia oleh Juru Bicara KOMNAS TPNPB-OPM Tuan Sebby Sambom.
Kronologi versi Militer Indonesial
Sementara itu, kronologi versi Militer Indonesia, yang dilaporkan oleh Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf M Aidi, yang diposting di www.regionalkompas.com, edisi (20/7) mengatakan dalam insiden tersebut telah menewasakan Prada Asuman Hambelo akibat luka tembak di bagian pinggang.
Aidi menjelaskan, peristiwa penemabakan itu terjadi ketika pasukan TNI yang mengawal pembangunan Jalan Trans Papua sedang beristirahat dan melaksanakan ibadah shalat. Secara tiba-tiba, para personel TNI diserang oleh kelompok yang dimpin oleh Egianus Kogeya.
Penulis maipaiwiyai dg.
SELAMAT KOMENTAR