Masalah yang berledar ini rasisme dan harga diri dan martabat orang pupua yang itimidasi teradap mahasiswa papua kata monyet ini bukan baru tersebar tapi dari sejak duluh sampai sekarang ,maka dengan itu mahasiswa sejawa bali dan sesulawesi selatang bahkan pulau papua yang menuntut pendidikan dimana pun kita sebagai mahasiswa yang punyak rasional ,integiritas akar yang sehat bagiman satukan suara dan satu ide gagasan pikiran untuk menyelesaikan persoalan papua .
Pemerintah bukan seenaknya rasakan tapi bagi kondisi dan situasi ada aksi dan ada reaksinya bukan tinggal diam tapi bagi mana menyelamatkan bangsa papua dan menentukan nasip sendiri
orang lain ideologi adalah satu bukan mintah pemekaran dan mementingan individualisme danah usus ada itu manfaatkan aset daerah untuk sepuluh tahun kedepan menikmati itu yang
orang papua monyet baik papua dan papua barat kita adalah satu ideologi yaitu hitam kulit keritin rambut oleh karna itu satu barisang satu komando untuk memperjuangkan ideolo tanah leluur tulang beludat bangsa papua monyet maka kita punya harga diri dan martabat orang papua .jadi jangan bedakan ko dari ini kodari itu hilankan .
Kami mahasiswa bukan hewan yang usir setiap lingang tidak nyaman bagi mahasiswa selalu itimidasi teradap mahasiswa papua maka dengan itu pemerintah papua segerah tarik kembali yang ada di setiap kota study masing masing karna mahasiswa adalah perubahan dan persiapan bangsa dan negara untuk pembahwa revolusi dan haset pemimpin suatu saat nanti dalam hal intelektual .kami mahasiswa papua bukan monyet aktual ,realitas moyan orang jawa bahkan negara ini kan manusia perta itukan monyet jangan tudu sembarang papua tidak ada hewan seperti monyet . Orang Papua monyet. Stygma ini diberikan Negara Republik Indonesia (NKRI) kepada Orang Asli Papua (OAP). Benarkah OAP monyet? Stygma ini dapat dijawab dengan menelusuri historisitas manusia dari fisik dan spiritualitas Alkitabiah.
Pertama, historisitas manusia dari fisik. Berkenaan dengan fisik. Dari konteks fisik, dalam ilmu sejarah bangsa Indonesia, tidak menuliskan secara gamblang bahwa manusia Papua berasal dari monyet (kera). Teori evolusi menjelaskan bahwa manusia berasal dari kera, namun teori ini pun dimuntahkan oleh para arkeolog dan dokter yang menemukan fosil manusia jenis demikian adalah suatu kelainan, yakni karena terkena penyakit tertentu yang membentuk fisik manusia seperti kera. Juga secara Alkitabiah bahwa tidak mungkin jenis kera mendapat Roh Allah. Roh Allah diterima oleh manusia bukan binatang (kera), di mana manusia ada yang termulia. Artinya, manusia berasal dari kera dalam pelajaran sejarah bangsa Indonesia tidak memberikan dasar yang valid, karena manusia tidak sama dengan kera dan bukan kera.
kami orang papua adalah manusia sejati dan ciptahan Tuhan bahkan pun dibawah kolom langit ini yang mampu kendalikan adalah manusia punya raional dan akar budi yang sehat tapi negara ini tidak punya aturan dan nilai nilai agama tidak tahu kaa meman ada tapi kebenaran balik kebohongan maka dengan itu kami ingati bahwa warga yang setembapat dalam hal ini ,Negara ini berdasarkan kontitusi dan undang undang yang memngatur tapi realitasnya tidak hadil dan makmur sesuai dengan pancasIa .
negara ini punya landasan hukum tapi undang sudah mengatur namun aturan tidak sesuai dengan hak hasasi manusia dan pandai berbisara di publik bahkan negara negara luar menilai bahwa indonesia punya landasan hukum lealitasnya kebenaran dibalik kebohongan
warta :maipaiwiyai degei
Edito :admin
SELAMAT KOMENTAR