SELAMAT DATANG BERKUNJUNG DI BLOG " YEWOPO WEDAUMA"
Type Here to Get Search Results !

TIDAK ADA MINTA MAAF KEPADA NEGARA KOLONIAL


 TIDAK ADA MINTA MAAF KEPADA NEGARA KOLONIAL
Tak ada maaf kepada siapa pun dia kami bangsa  papua moyet kebiasan yang terikat dengan diri tidak bisa lepas maka dengan itu lepaskan dari negara ini kami tidak mau tindakan  imprealisme ,kapitalisme ,itimidas ,militerisme ,kolonialisme ,lebih baik bangsa monyet pisahkan kami juga punya harga diri dan martabat .

Negara ini dari pada tahun 1960-an  kata ini terikat dengan monyet negara kolonial, sudah sampai berumur 74 tahun  namupun bangsa monyet  tidak masi tahan sampai sekarang  pulau papua tidak ada perubahan malah negara ini mementinkan ididuvialisme .

Papua tidak ada jaminan  dalam pemerintah yang  propokatur baik pembica publik maupun media lain tidak tahu malu rasialisme harga diri jadi jangan menbelah dengan negara ini nilai nilai kehadilan kebenaran dibalik kebohongan .

Maka dengen  itu Masalah yang  berledar ini rasisme dan harga diri dan martabat orang pupua  yang  itimidasi teradap masyarakat  papua  kata monyet ini bukan baru tersebar tapi dari sejak duluh sampai sekarang  kita ini punyak rasional ,integiritas  akar yang sehat .
 satukan suara dan satu ide gagasan pikiran  untuk menyelesaikan  persoalan kata monyet papua dan papua barat

Pemerintah bukan seenaknya rasakan  tapi bagi kondisi dan situasi ada aksi dan ada  reaksinya bukan tinggal diam tapi bagi mana menyelamatkan bangsa papua dan menentukan nasip sendiri.

kekuatan penyebutan orang Papua sebagai monyet oleh Negara Kesatuan Klonial Republik Indonesia ( NKKRI ). Saya anak pribumi yang sedang hidup di bahwa tekanan kolonialisme, militerisme dan kapitalisme.

Hutan dan alam Papua menjadi paru-paru dunia, dan detik ini pula di pandang sebagai surga, dari berbagai belahan pihak di dunia ini.

Detik ini saya sedang di jaja oleh Negara Kesataun Republik Idonesia ( NKRI ) dan saat Ini pula saya orang asli Papua ( OAP ) di bilang saya monyet.

“Ini bukan hal yang baru tapi hala-hal seperti ini, sudah biasa terjadi dari sejak lama tapi kami orang asli Papua didiamkan.

Mulai detik sampai seterusnya, kami orang asli Papua tidak akan perna tinggal diam. Dan sekarang saatnya untuk kami Jadi Tuan di atas negeri kami sendiri yaitu tana Papua.

Tanah yang Allah bangsa Papua berikan kepada kami orang asli Papua, tanah yang di suburkan para leluhur kami, tanah yang di suburkan tulang belulang para pahlawan sudah pergi mendahului kami.
karena orang asli Papua sudah tahu bahwa klonial Indonesia tidak pernah mencintai orang asli Papua tapi klonial Indonesia mencintai alam dan kekayaan orang Papua.



Buktinya terlalu bamayak tapi disini kami tidak bisa sebutkan satu-Persatu, kamai hanaya membahas tentang insiden yang baru-baru terjadi di Surabaya, malang dan semarang tentang rasis.


Penulis :maipaiwiyai
Editor : Admin

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.