Tak ada maaf kepada siapa pun dia kami bangsa papua moyet kebiasan yang terikat dengan diri tidak bisa lepas maka dengan itu lepaskan dari negara ini kami tidak mau tindakan imprealisme ,kapitalisme ,itimidas ,militerisme ,kolonialisme ,lebih baik bangsa monyet pisahkan kami juga punya harga diri dan martabat .
Negara ini dari pada tahun 1960-an kata ini terikat dengan monyet negara kolonial, sudah sampai berumur 74 tahun namupun bangsa monyet tidak masi tahan sampai sekarang pulau papua tidak ada perubahan malah negara ini mementinkan ididuvialisme .
Papua tidak ada jaminan dalam pemerintah yang propokatur baik pembica publik maupun media lain tidak tahu malu rasialisme harga diri jadi jangan menbelah dengan negara ini nilai nilai kehadilan kebenaran dibalik kebohongan .
Maka dengen itu Masalah yang berledar ini rasisme dan harga diri dan martabat orang pupua yang itimidasi teradap masyarakat papua kata monyet ini bukan baru tersebar tapi dari sejak duluh sampai sekarang kita ini punyak rasional ,integiritas akar yang sehat .
satukan suara dan satu ide gagasan pikiran untuk menyelesaikan persoalan kata monyet papua dan papua barat
Pemerintah bukan seenaknya rasakan tapi bagi kondisi dan situasi ada aksi dan ada reaksinya bukan tinggal diam tapi bagi mana menyelamatkan bangsa papua dan menentukan nasip sendiri.
kekuatan penyebutan orang Papua sebagai monyet oleh Negara Kesatuan Klonial Republik Indonesia ( NKKRI ). Saya anak pribumi yang sedang hidup di bahwa tekanan kolonialisme, militerisme dan kapitalisme.
Hutan dan alam Papua menjadi paru-paru dunia, dan detik ini pula di pandang sebagai surga, dari berbagai belahan pihak di dunia ini.
Detik ini saya sedang di jaja oleh Negara Kesataun Republik Idonesia ( NKRI ) dan saat Ini pula saya orang asli Papua ( OAP ) di bilang saya monyet.
“Ini bukan hal yang baru tapi hala-hal seperti ini, sudah biasa terjadi dari sejak lama tapi kami orang asli Papua didiamkan.
Mulai detik sampai seterusnya, kami orang asli Papua tidak akan perna tinggal diam. Dan sekarang saatnya untuk kami Jadi Tuan di atas negeri kami sendiri yaitu tana Papua.
Tanah yang Allah bangsa Papua berikan kepada kami orang asli Papua, tanah yang di suburkan para leluhur kami, tanah yang di suburkan tulang belulang para pahlawan sudah pergi mendahului kami.
karena orang asli Papua sudah tahu bahwa klonial Indonesia tidak pernah mencintai orang asli Papua tapi klonial Indonesia mencintai alam dan kekayaan orang Papua.
Buktinya terlalu bamayak tapi disini kami tidak bisa sebutkan satu-Persatu, kamai hanaya membahas tentang insiden yang baru-baru terjadi di Surabaya, malang dan semarang tentang rasis.
kekuatan penyebutan orang Papua sebagai monyet oleh Negara Kesatuan Klonial Republik Indonesia ( NKKRI ). Saya anak pribumi yang sedang hidup di bahwa tekanan kolonialisme, militerisme dan kapitalisme.
Hutan dan alam Papua menjadi paru-paru dunia, dan detik ini pula di pandang sebagai surga, dari berbagai belahan pihak di dunia ini.
Detik ini saya sedang di jaja oleh Negara Kesataun Republik Idonesia ( NKRI ) dan saat Ini pula saya orang asli Papua ( OAP ) di bilang saya monyet.
“Ini bukan hal yang baru tapi hala-hal seperti ini, sudah biasa terjadi dari sejak lama tapi kami orang asli Papua didiamkan.
Mulai detik sampai seterusnya, kami orang asli Papua tidak akan perna tinggal diam. Dan sekarang saatnya untuk kami Jadi Tuan di atas negeri kami sendiri yaitu tana Papua.
Tanah yang Allah bangsa Papua berikan kepada kami orang asli Papua, tanah yang di suburkan para leluhur kami, tanah yang di suburkan tulang belulang para pahlawan sudah pergi mendahului kami.
karena orang asli Papua sudah tahu bahwa klonial Indonesia tidak pernah mencintai orang asli Papua tapi klonial Indonesia mencintai alam dan kekayaan orang Papua.
Buktinya terlalu bamayak tapi disini kami tidak bisa sebutkan satu-Persatu, kamai hanaya membahas tentang insiden yang baru-baru terjadi di Surabaya, malang dan semarang tentang rasis.
Penulis :maipaiwiyai
Editor : Admin
SELAMAT KOMENTAR